Kamis, 21 April 2011

FF ~*Come To My Heart*~

Part 2 ^^
Keesokkan harinya, sekolah na gempar. Semua mata tertuju pada na. Na hanya bisa tersenyum dan mengucapkan gomawo atas pujian yang ditujukan pada na.
“Waouw. . (Di isi dengan nama kalian). . . .neo. . . neo. . . . ah. . . cantik sekali.” kata Han Hye saat aku duduk disebelahnya didalam kelas.
“Ne. Kau sangat cantik.” lanjut Kyu Hyun yang duduk dibelakang Han Hye.
“Gomawo.” kataku sambil tersenyum.
“Eotteokeh kau bisa berubah 180 derajat?”
“Ini semua berkat Wookie. Dialah yang telah merubahku.”
“Wookie? Wookie . . .Ryeo Wook itu. . .? Tetanggamu yang bekerja sebagai wakil direktur disalah satu perusahaan perfilman yang terkenal sedunia itu?”
“Ne.”
“Ya ampun (Di isi dengan nama kalian) kau beruntung sekali. Omong-omong tentang dirimu, ternyata kalau ber make-up, kau super cantik sekali.”
“Ne. Gomawo.”
Tiba-tiba Eun Hyuk datang, aku memasang muka yang tak enak dipandang. Eun Hyuk hanya diam saja dan melihatku dengan tatapan sinis. Aku heran kenapa hari ini dia sama sekali tak mengejekku? Dia berjalan ketempat duduknya dan diam tak bersuara.
“Chagi. . .sahabatmu kenapa?” tanya Han Hye.
“Molla. Coba aku tanya.”
Kyu Hyun segera mendekati Eun Hyuk dan berbicaranya dengannya. Tak lama kemudian, Kyu Hyun kembali.
“Why?”
“Molla. Tumben dia tak banyak bicara.”
Aku merasa Eun Hyuk marah padaku karna tatapan yang sinisnya tadi tapi bukannya dia selalu marah padaku? Ah anio. Marah yang kali ini sangat beda. Ne aku dapat merasaknnya.
“(Di isi dengan nama kalian). . . .“ kata Kyu Hyun yang membuatku tersadar dari lamunku.
“Ne.”
“Kau kenapa?”
“Anio.”
Tak lama kemudian, guru kami masuk. Semua murid segera menempatan diri mereka ditempat duduk masing-masing.
-------------------------------
“(Di isi dengan nama kalian) aku pulang dulu ya.” kata Han Hye saat dia lewat disampingku. Dia pulang bersama dengan Kyu Hyun. Tiba-tiba saat aku lewat didepan pintu gerbang, son na dipegang oleh seseorang. Na terkejut dan segera menoleh. Eun Hyuk? Sejak kapan dia berdiri disitu?
“Eun Hyuk? Lepasin.” kataku
“Kau itu. . .Hah. . . .kau bukan (Di isi dengan nama kalian) yang kukenal dulu.”
“Maksudmu?”
Eun Hyuk melepaskan genggamannya dan pergi meniggalkan aku. Meninggalkan aku dengan penuh rasa kebingugan.
Aku segera melangkahkan kakiku untuk berjalan menuju apartementku. Setelah berjalan cukup lama, aku mengangkat kepalaku. Aku terkejut. Kenapa aku bisa lewat dibelakang apartementku. Akukan sangat takut dan tak pernah lewat sini. Kenapa kakiku menuntunku kesini? Tiba-tiba ada suara kaleng tertendang. Aku sangat takut.
-------------------------------
Someone POV
Aku berjalan perlahan dan terkadang menoleh kearah belakang. Saat ini aku belum jauh dari sekolahku jadi kurasa aku dapat mengikuti gadis itu. Gadis itu melintas disampingku tapi sepertinya dia melamun dan tak tersadar jika aku ada. Ku ikuti gadis itu perlahan-lahan. Aneh. Langkahnya tak menuntunnya menuju apartementnya tapi belakang apartementnya. Bukannya dia takut kalau harus lewat sini? Tiba-tiba langkahku harus terhenti karna langkah gadis itu’pun terhenti. Aku tak sadar jika ada kaleng dan tak ku sengaja kaleng itu kutendang. Ku lihat tampang gadis itu ketakutan. Rasanya aku ingin berlari kesana, melindungi dan menenangkannya tapi. . . .ah. . . .mana mungkin? Dia sudah memiliki seseorang yang akan selalu melindungi dan menenangkannya disaat dia resah dan dalam bahaya. Aku sadar aku tak pantas untuknya. Aku juga sadar kalau aku hanya pantas menjadi musuh yang selalu membuat hatinya kesal. Lebih baik aku pergi sekarang tanpa ketahuan dirinya.
-------------------------------
Na POV
Aku segera berlari kecil menuju apartementku. Aku sangat takut. Saat aku berbelok menuju kamarku, aku tak melihat apa yang ada didepanku. Aku menabrak seseorang dan orang itu memeluk pingganggku agar aku tak jatuh. Kini wajah kami sangat dekat. Wookie. . . . Simjang na berdetak. Beberapa detik kemudian. . .
“Mian aku tak lihat.” kataku sambil bangkit dan berdiri tegak
“Gwaenchansseumnida.”
Kami terdiam sejenak. Tiba-tiba wajah Wookie mendekat kewajahku.
“Wajahmu merah semua.” kata Wookie.
“Ouw. . a. . .. sungguh?”
“Ne.”
“Ouw gwaenchansseumnida. Ouw ya Wookie kau mau kemana?”
“Ehm. . . .aku mau keluar sebentar. Direktur memanggilku.”
“Ouw. Ok Hati-hati dijalan.”
Wookie tersenyum lalu meninggalkan aku.
“Aduh kenapa berdetak? Apa aku telah jatuh cinta pada Wookie? Ah anio.” kataku lalu aku membuka pintu kamar apartemenku dan masuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar